Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) Dengan Pelarut Etil Asetat Dan Etanol Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi /
Nur Ummi Dona Adelia
text
Samarinda : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mulawarman,
2025
Latar Belakang : Karies gigi masih menjadi masalah utama kesehatan gigi dan
mulut, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi
penyakit gigi dan mulut di Indonesia sebesar 56.9% dengan kasus karies mencapai
82.8%. Karies gigi merupakan suatu kondisi kerusakan jaringan keras yang
terlokalisasi di area spesifik permukaan gigi. Hal ini disebabkan hilangnya struktur
jaringan keras gigi karena adanya deposit asam yang dihasilkan oleh bakteri plak
yang terakumulasi. Bakteri utama penyebab karies ialah Streptococcus mutans.
Salah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat adalah daun salam
(Syzygium polyanthum). Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
eksperimental murni (true experimental) dengan desain penelitian post test only
control group design. Metode maserasi digunakan dalam proses ekstraksi daun
salam menggunakan pelarut etil asetat dan etanol dengan konsentrasi 40%, 20%,
10%, 5%, dan 2.5%. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dalam metode
mikrodilusi cair dapat ditentukan berdasarkan ada tidaknya perubahan warna ungu
pada sumuran di microplate, sedangkan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)
didapatkan dengan metode dilusi padat menggunakan medium Nutrient Agar (NA)
dengan memperhatikan ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada media setelah
diinkubasi. Hasil : Ekstrak daun salam dengan pelarut etil asetat memiliki nilai
KHM 40% sedangkan dengan pelarut etanol 10%. Pada uji dilusi padat terdapat
pertumbuhan bakteri pada media NA di semua konsentrasi. Simpulan : Ekstrak etil
asetat daun salam memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus
mutans yaitu nilai KHM 40%, sedangkan ekstrak etanol daun salam memiliki nilai
KHM 10%. Ekstrak etil asetat dan etanol daun salam hanya memiliki sifat
menghambat bakteri (bakteriostatik) karena tidak memiliki nilai KBM.
Syzygium polyanthum, etil asetat, etanol, Streptococcus mutans, dilusi